ATH Opinion: ChatGPT untuk Konsultasi Masalah Rambut, Hasilnya Valid?

Teknologi memang sudah semakin berkembang. Kamu mungkin sudah mendengar apa itu ChatGPT dan mencoba menggunakannya. Teknologi berbasis AI (Artificial Intelligence/Kecerdasan Buatan) ini sudah semakin sering dipakai untuk membuat konten tertentu atau digunakan untuk mencari informasi tertentu.

Hal ini memang sangat memudahkan hidup! Tinggal buka lamannya, ketik pertanyaan atau prompt, dan kamu sudah langsung mendapat jawaban.

Namun, ada beberapa hal yang sebenarnya luput dari awareness atau perhatian kita. Apakah hasilnya sudah benar dan tervalidasi dengan baik? Apakah rekomendasinya terpercaya? Lalu, apa saja yang perlu diperhatikan dari jawaban-jawaban hasil AI di ChatGPT?

Eits, sebelum membahasnya lebih lanjut, kenalan dulu dengan ChatGPT, apalagi kalau kamu masih belum familier dengan teknologi ini.

Nah, untuk memperkenalkan dirinya sendiri, kami bertanya langsung pada ChatGPT mengenai apa itu ChatGPT dan kegunaannya. Hehe.

“ChatGPT adalah nama yang digunakan untuk mengacu pada model bahasa berbasis GPT (Generative Pre-trained Transformer) yang dirancang untuk berinteraksi dengan manusia dalam format percakapan atau obrolan.”

“Model seperti ChatGPT dikembangkan oleh OpenAI untuk melakukan berbagai tugas komunikasi manusia-ke-mesin, seperti menjawab pertanyaan, memberikan saran, menyelesaikan masalah, atau bahkan berpartisipasi dalam dialog yang lebih kompleks.

ChatGPT menggunakan teknologi pemodelan bahasa alami yang canggih untuk memahami dan merespons teks yang diberikan kepadanya. Model ini dilatih pada sejumlah besar teks yang diambil dari internet untuk memahami konteks dan bahasa manusia, sehingga dapat menghasilkan respon yang berarti dan relevan dalam berbagai situasi percakapan.”

Bagaimana? Sudah cukup menjelaskan mengenai penerapan AI di ChatGPT?

Simpel, kamu cukup berkunjung ke halaman ChatGPT dan memasukkan prompt atau instruksi tertentu. Misalnya, “Apa itu ChatGPT?” atau “Cara memperbaiki rambut rusak?” atau bisa juga “Rekomendasi warna rambut untuk kulit gelap.”

Hasil jawabannya bisa sangat bervariasi, semua tergantung dari prompt yang ketik. Untuk hasil yang komprehensif dan sesuai dengan pertanyaanmu, kamu bisa menggunakan berbagai pilihan kata atau kalimat.

Sesuai dengan kegunaan ChatGPT yang dijelaskan oleh ChatGPT sendiri, yaitu ‘menjawab pertanyaan, memberikan saran, menyelesaikan masalah’, kami atau bahkan berpartisipasi dalam dialog yang lebih kompleks’, kami akan mencoba untuk berkonsultasi dengan AI seputar masalah rambut.

Kamu bisa lihat panduan ChatGPT dari hasil prompt terkait masalah rambut dan permintaan rekomendasi tip rambut.

“Bagaimana cara merawat rambut rusak?”

“Berikan rekomendasi shampoo anti-rontok.”

“Apa potongan rambut yang cocok untuk rambut mengembang dan bentuk wajah lonjong?”

Dengan beberapa jawaban di atas, kami menganalisisnya dan ada beberapa hal yang bisa ditambahkan atau diluruskan dari sudut pandang manusia ✨

Dengan beberapa jawaban di atas, kami menganalisisnya dan ada beberapa hal yang bisa diluruskan dari sudut pandang manusia.

Untuk hasil ‘cara merawat rambut yang rusak’, ada beberapa poin yang kurang tepat. Misalnya, di saran ‘jangan terlalu sering mencuci rambut’.

Menurut Christina Yusuf, Hair Care Senior R&D Manager Unilever Indonesia, keramas tiap hari justru memberikan keuntungan lebih baik dibandingkan dengan jarang mencuci rambut dalam hal menjaga kebersihan rambut, memberi nutrisi untuk rambut, mengatasi lepek, dan mencegah ketombe.

Waktu keramas yang tepat sebenarnya bisa ditentukan dari kepadatan aktivitas atau kebiasaan harianmu. Kalau memang sering beraktivitas di luar ruangan dan terpapar polusi udara, kamu sebaiknya keramas setiap hari.

Keramas tiap hari bikin rambutmu kering? Belum tentu!

Rambut yang terasa kering setelah keramas bisa disebabkan oleh pemilihan shampoo yang kurang tepat (misalnya, rambut rusak tapi pakai shampoo untuk rambut berminyak yang memang bisa bikin kering) dan tidak adanya penggunaan conditioner setelahnya.

Kamu bisa coba keramas setiap hari dengan mencocokkan shampoo dan kebutuhan rambut, serta pakai conditioner. Coba saran kami yang satu ini, deh!

Tip Editor: Kalau rambutmu memang sedang dalam kondisi rusak, kami sarankan menggunakan conditioner dari Sunsilk kuning yang punya kombinasi kandungan minyak alami, protein, dan vitamin.

Kalau melihat pilihan kalimatnya, kami merasa ChatGPT versi bahasa Indonesia masih merupakan hasil terjemahan dari bahasa Inggris. Ada beberapa istilah yang terlihat cukup janggal karena ‘dipaksa’ diterjemahkan. Ada juga pilihan kata yang tidak luwes ketika dibaca, dan berpotensi membuat jawabannya membingungkan.

Contoh paling nyatanya adalah bleaching yang diartikan dengan pemutihan. Kami yakin kamu lebih familier dengan istilah bleaching, bukan?

Untuk hasil ‘rekomendasi shampoo anti-rontok’, hasil jawaban AI di ChatGPT terlihat kurang memuaskan. Pilihan produknya tidak terupdate dengan baik dan kurang spesifik.

Ada yang hanya menyebutkan brand tanpa menjelaskan varian produknya, ada produk yang sudah discontinued atau tidak dijual lagi, ada yang tidak dijual di Indonesia, dan ada juga yang hanya menyebut jenisnya tanpa merekomendasikan produknya.

Tip Editor: Kalau rambutmu sedang rontok, coba shampoo rekomendasi kami berikut! Kandungan NutriSerum dan Dynazinc di dalamnya dapat menyerap ke tiap helai rambutmu untuk membantu mengurangi rambut rontok dan menguatkan akar rambut yang lemah.

Untuk hasil ‘rekomendasi potongan rambut mengembang untuk bentuk wajah lonjong’, ada beberapa rekomendasi yang terkesan tidak mempertimbang 2 kondisi ini. Pilihan yang diberikan ChatGPT lebih ke arah rekomendasi potongan rambut berdasarkan bentuk wajah lonjong, tapi tidak tepat untuk masalah rambut mengembang.

Jadi gimana? Apakah ChatGPT bisa banget dijadikan sebagai hair advisor?

ChatGPT bisa dijadikan hair advisor, tapi dengan sejumlah catatan.

Sebagai hair advisor, ChatGPT dengan teknologi AI bisa banget membantumu mendapatkan jawaban secara cepat. Namun, perlu diingat, ChatGPT adalah model bahasa berbasis AI yang memiliki keterbatasan.

Dikutip dari hasil ‘wawancara’ kami dengan ChatGPT, model ini tidak memiliki pemahaman yang mendalam tentang konteks dan tidak selalu memberikan respons yang benar atau sesuai dengan situasi. Hasil jawaban ChatGPT belum tentu akurat.

Jika ingin menggunakan ChatGPT untuk mencari solusi atau jawaban, kamu perlu melakukan langkah ekstra untuk memverifikasi informasi atau hasilnya. Sebaiknya, kamu juga tidak mengandalkan ChatGPT untuk menentukan keputusan penting atau mendapat informasi yang kritis.

Tetaplah menggunakan ChatGPT jika kamu sudah nyaman, tapi kamu mungkin masih butuh pendapat ahli versi manusia untuk hasil yang baik dan personal. Hehe.

Silakan bereksplorasi di dunia AI. Beritahu kami juga, apa saja hasil atau rekomendasi yang pernah kamu temukan dengan ChatGPT!